YAICI Gandeng Mahasiswa UMJ Untuk Kampanyekan Sadar Gizi
Memiliki anak yang sehat dan tumbuh kembang dengan sempurna tentunya menjadi dambaan para orang tua. Makanya untuk mencetak generasi muda yang sehat dan pintar membutuhkan perhatian khusus. Iya dong, untuk mendapatkan hasil yang bagus memang sudah seharusnya sedini mungkin memberikan perhatian khusus terhadap tumbuh kembang sang anak.
Tapi
masih banyak lho para orang tua yang cuek dan kurang pengetahuan soal gizi
seimbang buat sang buah hati. Nah hal inilah yang masih menjadi tantangan
masyarakat Indonesia, tingkat literasi soal gizi masih sangat kurang. Makanya nggak
heran kalau angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan
dengan negara-negara lain.
Kenapa
sih angka stunting di Indonesia masih tinggi? Ya salah satu penyebabnya ialah
kurangnya gizi yang cukup bagi pertumbuhan sang anak. Ternyata masih banyak
anak-anak diluaran sana yang kurang mendapatkan gizi yang cukup. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor sih, karena memang kondisi ekonomi keluarga yang
kurang mencukupi dan kurangnya literasi soal gizi untuk sang anak.
Masa
pertumbuhan sang anak memang harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Kalau kebutuhan
gizinya tidak tercukupi dengan baik, ya itu tadi bisa menyebabkan stunting. Edukasi
kepada masyarakat luas harus dilakukan secara terus-menerus dan jangan sampai bosan.
Salahnya pergaulan dan soal lingkungan juga sangat mempengaruhi anak-anak dan
juga orang tua untuk abai soal kesehatan.
YAICI
bekerjasama dengan UMJ adakan workshop soal literasi gizi
Tanggal
5 September 2022 saya berkesempatan untuk mengikuti talkshow yang
diselenggarakan oleh YAICI yang bekerjasama dengan Universitas Muhamadiyah
Jakarta. Acara ini berlangsung di aula FEB UMJ. Bertemu dengan banyak mahasiswa
UMJ, rasanya seperti nostalgia lagi pada zaman kuliah dulu nih hehe.
Nah
pada acara talkshow kali ini mengangkat tema “Aku, Kamu, Kita, Generasi Muda
Sadar Gizi”. Oiya pada acara kali ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa dan
blogger yang datang langsung ke lokasi ya, tapi banyak juga yang ikut secara
online.
Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, DR. Septa Candra, S. H., M. H |
Karena
Rektor berhalangan hadir, maka acara ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Bidang
Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, DR. Septa Candra, S. H., M. H.,
Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi upaya-upaya edukasi gizi, terutama yang
mrlibatkan mahasiswa dan generasi muda. Ia menyadari generasi muda masih belim
memiliki perhatian terhadap persoalan gizi. Banyak dari mereka yang berpikir
gizi merupakan persoalan yang seharusnya diurus oleh orang tua, bukan generasi
muda.
Lebih
lanjut beliau menyampaikan bahwa “Setelah kegiatan Workshop ini, harus ada
tindak lanjut yang lebih kongkrit, bukan hanya membicarakan secara teori saja,
tapi implementasi selanjutnya. Karena gizi yang baik akan berdampak bagi
pertumbuhan dan pola pikir yang baik, “Jelasnya.
Beberapa
pembicara yang turut hadir diantaranya Arif Hidayat, Ketua Harian YAICI, Ns.
Nyimas Heni Purwanti. M.Kep.,Sp.Kep An., Dosen UMJ, Maman Suherman, Pegiat
Literasi, Mochamad Awam Prakoso, Ketua Umum Kampung Dongeng Indonesia.
Seperti
yang diketahui bahwa menurunkan angka stunting dan gizi buruk masih menjadi pekerjaan
rumah yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah saat ini. Pasalnya, Presiden
Joko Widodo menargetkan penurunan hingga dibawah 14 persen pada tahun 2024.
Sementara, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan
Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar
24,4 persen.
Mari
bersama-sama untuk mengedukasi masyarakat soal literasi gizi
Maman
Suherman yang akrab disapa Kang Maman menyampaikan bahwa untuk mencapai
Generasi Emas 2045, banyak hal yang perlu disiapkan. Pertama, terkait persoalan
stunting yang masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. “Kalau
literasi gizi jelek, bonus demografis akan menjadi ancaman bagi kita. Edukasi
gizi yang diadakan oleh YAICI menjadi salah satu cara pendekatan kepada
generasi milenial bahwa literasi gizi itu penting, karena masih banyak yang
salah sangka bahwa kental manis itu susu, padahal bukan. Kental manis bukan
susu,” jelas Kang Maman.
Maman Suherman, Pegiat Literasi |
Bukan
tanpa alasan kenapa YAICI menggandeng Mahasiswa UMJ, tidak lain dan tidak bukan
ialah untuk turut serta mengkampanyekan literasi gizi. Karena generasi muda
adalah kekuatan dan penyampaian ke teman-temannya lebih bisa diterima dan mudah
dipahami. Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam peningkatan pengetahuan dan
kesadaran gizi masyarakat dan keluarga.
Yang
perlu dipertegas ialah soal Kental Manis menjadi salah satu faktor penyebab
Stunting, Diabetes dan Permasalahan Gizi. Sekali lagi kental manis bukan susu
dan itu artinya tidak cocok untuk dikonsumsi secara berlebihan. Kental manis
bukan untuk pertumbuhan anak-anak. Kental manis hanya dikonsumsi untuk topping
makanan.
Semoga
setelah adanya workshop kali ini, makin banyak masyarakat yang tercerahkan soal
kental manis bukan susu melainkan hanya untuk topping makanan saja. Yuk cegah anak
stunting di Indonesia!
0 komentar