FOI Gandeng Beberapa Mitra Untuk Menekan Kemubaziran Pangan
Foodbank of Indonesia (FOI) atau Bank Pangan Indonesia bersama para mitra hari ini mengadakan kegiatan Peringatan Hari Bumi Sedunia 2022 |
Halo
teman-teman, gimana kabarnya? Semoga selalu diberikan kesehatan dan dilancarkan
segala urusannya ya, Aamiin.
Ada
yang masih ingat, peringatan Hari Bumi Sedunia tanggal berapa? 22 April menjadi
tanggal penting untuk memperingati Hari Bumi Sedunia. Kita tau bahwa dari tahun
ke tahun perubahan iklim terus terjadi. Hal ini karena semakin banyak populasi
di bumi, dan berkurangnya keanekaragaman hayati, serta nggak sedikit masyarakat
yang kurang aware untuk selalu menjaga lingkungan sekitar.
Makanya
peringatan Hari Bumi Sedunia menjadi penting banget agar makin banyak yang
sadar akan pentingnya menjaga bumi agar tetap lestari. Bayangin aja deh kalau
makin banyak masyarakat yang nggak peduli untuk menjaga bumi, maka di tahun
yang akan datang bisa dengan mudah bakal terjadi pencemaran lingkungan, bencana
alam, rusaknya lingkungan, dan masih banyak lagi.
Menjaga
lingkungan sekitar bisa dimulai dari diri masing-masing dan dari langkah-langkah
kecil kok seperti membuang sampah pada tempatnya, kurangi penggunaan kantong
sekali pakai, dan masih banyak lagi. Nah dari hal-hal kecil inilah yang
nantinya akan berdampak besar. Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
lestari tentu tidak bisa sendirian ya, butuh banyak pihak untuk turut serta.
FOI
adakan acara peringati Hari Bumi Sedunia dan gandeng beberapa pihak terkait
untuk atasi kemubaziran pangan
Menjawab
permasalahan tersebut, FOI (Foodbank of Indonesia) mengadakan acara
untuk memeringati Hari Bumi dengan menggandeng berbagai pihak terkait untuk
mengatasi kemubaziran pangan. Kemubaziran pangan menjadi isu yang sangat serius
untuk ditindaklanjuti karena banyak diluaran sana yang secara tidak langsung
melakukan hal ini. Belanja atau stok bahan makanan berlebih dan membuang
makanan sembarangan.
Pendiri Foodbank of Indonesia M Hendro Utomo (kanan) berbincang dengan Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin (kiri), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati (kedua kiri) dan Head of Corporate Affairs Lion Super Indo Priyo D Utomo saat peluncuran program kolaborasi menekan kemubaziran pangan di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Senin (25/4/2022). |
Acara
ini berlangsung di Pasar Tebet Timur, Jakarta yang dihadiri oleh beberapa mitra
diantaranya Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI
Jakarta, Suharini Eliawati, Direktur Utama Perumda PD Pasar Jaya, Arief
Nasrudin, perwakilan dunia usaha, JNE & Superindo, para
pedagang Pasar Tebet Timur, relawan FOI dan media.
Kegiatan
dalam rangka memeringati Hari Bumi Sedunia ini bertujuan untuk membangun
kesadaran dan mengajak lebih banyak pihak bergerak bersama mengurangi
kemubaziran pangan, menyelamatkan bumi dan mengakhiri kelaparan. Pada kesempatan
ini berlangsung secara simbolis, pedagang sayur dan dunia usaha menyerahkan
bahan pangan berlebih kepada FOI yang diterima pendiri FOI, M Hendro Utomo.
Serah
terima ini menandai komitmen semua pihak dalam pencegahan kemubaziran pangan
yang dimanfaatkan untuk mengurangi kelaparan pada masyarakat yang membutuhkan. Sebagai
informasi, sejak tahun 2018 hingga 2021, sebesar 2.457 ton makanan telah
dikelola dan disalurkan FOI untuk membantu masyarakat.
Berdasarkan
Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), diketahui bahwa pada
tahun 2021, sebesar 8,03 juta ton makanan terbuang ke tempat sampah yang
berdampak pada percepatan panas bumi dan hilangnya kesempatan bagi 61-125 juta
orang untuk mendapatkan akses pada pangan. Di Jakarta sendiri, timbulan
kemubaziran pangan di Tahun 2020 mencapai 1,4 juta ton (SIPSN, 2021).
Kolaborasi
antara pemerintah dan swasta serta pihak terkait sangat diperlukan untuk
menekan kemubaziran pangan
Untuk
menyikapi permasalahan tersebut tentunya dibutuhkan kerjasama antara Pemerintah
dan swasta serta seluruh masyarakat. Kalau hanya mengandalkan pemerintah dan
swasta saja tentu akan sangat sulit dalam mengatasi kemubaziran pangan ini. Jika
semuanya bisa kompak dan saling sinergi, maka kemubaziran pangan akan bisa teratasi
dengan seiring berjalannya waktu.
Dalam
sambutannya, pendiri FOI, M Hendro Utomo mengatakan, kolaborasi semua
pihak sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan kemubaziran pangan. “Hari ini
bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, JNE, Superindo, Pasar Tradisional,
kita bergerak bersama untuk menekan kemubaziran makanan dan memanfaatkannya
untuk memerangi kelaparan sekaligus melestarikan bumi”.
Salah
satu alasan dasar kenapa kemubaziran pangan harus segera diatasi ialah makanan
yang terbuang dan kemudian tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan
melepaskan gas metan (CH4) ke lingkungan. Gas metana ini merupakan emisi gas
rumah kaca 25 kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2), yang berkontribusi
mempercepat pemanasan global. Sedangkan, saat ini krisis iklim sudah didepan
mata. Jika permasalahan ini tidak segera ditindaklanjuti dengan serius maka akan
berdampak buruk dikemudian hari.
Penyerahan bahan pangan berlebih dari pedagang Pasar Tebet Timur yang diwakili oleh Suratmi kepada Pendiri FOI, M. Hendro Utomo. |
Patut
diapresiasi nih apa yang sudah dilakukan oleh Pedagang Tradisional Pasar Tebet
Timur yakni mulai terbangun kesadarannya dalam hal mengurangi kemubaziran
pangan yang terwujud dari komitmennya untuk mendonasikan pangan segar yang
tidak terjual hingga menjualnya dengan harga yang lebih murah kepada bank
makanan. Dengan begitu kemubaziran pangan sedikit demi sedikit bisa teratasi.
Masih
banyak diluaran sana masyarakat yang kekurangan bahan pangan dan harus terus
berjuang untuk keberlangsungan hidupnya. Jika kita semua lebih peduli dan
saling berbagi terhadap sesama, maka akan jauh lebih baik tentunya. Dan harus
dibiasakan untuk membeli bahan makanan secukupnya dan jangan sampai terbuang.
Semoga
apa yang sudah dilakukan oleh para pedagang tradisional di Pasar Tebet Timur ini
juga diikuti oleh pedagang-pedagang lain untuk turut serta membantu mengurangi
kemubaziran pangan, menyelamatkan bumi, dan mengakhiri kelaparan.
0 komentar