Penuhi Gizi Seimbang Agar Anak Terhindar Dari Stunting
Permasalahan
stunting di Indonesia masih menjadi sorotan dan diperlukan perhatian khusus
untuk mengatasinya. Masih banyak bayi dan anak yang pada saat masa pertumbuhannya
kekurangan gizi. Hal inilah yang menyebabkan angka stunting di Indonesia masih
tergolong tinggi. Angka stunting meningkat secara cepat pada rentang usia 6-23
bulan. Makanya seorang Ibu harus benar-benar memperhatikan dengan serius persoalan
stunting ini.
Ternyata
masih banyak lho para calon Ibu dan juga yang sudah menjadi Ibu belum memiliki
pengetahuan yang cukup soal gizi seimbang. Memang sih hal ini terjadi karena
berbagai faktor, salah satunya adalah permasalahan ekonomi dan pendidikan. Sehingga
mereka kurang aware dengan permasalahan stunting yang bisa terjadi pada
pertumbuhan anak.
Lalu
apa saja nih yang harus diperhatikan bagi seorang Ibu agar anak-anaknya
terhindar dari stunting? Jakarta, 3 Februari 2022 saya mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti webinar yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Nah webinar kali ini merupakan rangkaian acara dalam memperingati
Hari Gizi Nasional ke-62. Tema yang diangkat kali ini adalah “Cegah Stunting Selalu
Penting”.
Apa
Itu Stunting?
Stunting
ialah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
rentang yang cukup lama. Umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi sang anak. Kapan stunting bisa terjadi pada anak? Permasalahan
stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak
sudah menginjak usia dua tahun. Menurut data dari WHO, di seluruh dunia, 178
juta anak di bawah usia lima tahun diperkirakan mengalami pertumbuhan terhambat
karena stunting.
Edukasi
soal gizi seimbang agar terhindar dari stunting menjadi sangat penting dan
harus dilakukan ke seluruh daerah di Indonesia. Dengan begitu diharapkan makin
banyak masyarakat yang aware dengan permasalahan stunting. Karena dampak dari
stunting ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan sang anak. Bagaimana Indonesia
bisa mencetak generasi emas jika banyak anak-anak di Indonesia yang terkena
stunting?
Apakah
Stunting Bisa Dicegah?
Jawabannya
bisa. Mencegah stunting tentu sangat bisa untuk dilakukan tentunya dengan
pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang. Perlu diketahui bersama bahwa dampak dari
stunting umumnya terjadi karena kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari
pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini ialah dimulai sejak janin sampai anak
berusia 2 tahun. Pada rentang waktu inilah yang harus benar-benar diperhatikan dengan
sebaik mungkin.
Kebutuhan
nutrisi Ibu dan janin harus terpenuhi dengan baik. Buat para Bumil harus mengonsumsi
cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang cukup. Selain
itu, perlu juga mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral. Gaya
hidup sehat juga tak kalah penting nih buat para Bumil agar badan tetap sehat
dan bugar. Agar lebih tenang, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke Dokter secara
rutin untuk mengetahui perkembangan sang buah hati.
Webinar
Hari Gizi Nasional ke-62
Dalam
webinar kali ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Sri Sukotjo
(Nutrition Specialist - UNICEF lndonesia), Andriyani Wagiyanto (Head of Nutrition and Health - Unilever), Fransisca Wulandari (Grants Manager - Tanoto
Foundation).
Dalam
pemaparannya Sri Sukotjo menjelaskan bahwa pemberian makan bayi dan anak itu
sangatlah penting. Hal ini tentunya untuk mencegah stunting. Nah, kebutuhan
gizi anak usia 0-23 bulan itu sangat tinggi yaitu:
- Periode ini pertumbuhannya sangat pesat
- Pertumbuhan otak hingga 75% ukuran otak dewasa
- Lebih dari 1 juta koneksi saraf dibentuk setiap detik
- Berat badan meningkat 4x lipat
- Tinggi badan meningkat hingga 75%
Jika
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik maka akan menimbulkan stunting.
Bukan hanya itu saja, tapi juga bisa menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan
menurunkan produktivitas. Makanya buat para Ibu harus bisa memberikan kebutuhan
nutrisi yang cukup buat sang buah hati. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama. Setelah itu baru pemberian MP-ASI berkualitas pertama pada saat bayi
usia 6 bulan. Terus menyusui hingga anak berusia dua tahun atau lebih dengan
MP-ASI yang tepat dan berkualitas.
Kementerian
Kesehatan juga menggandeng Tanoto Foundation dalam mengedukasi masyarakat soal
gizi seimbang. Fransisca Wulandari menjelaskan bahwa masih banyak ditemukan
kebingungan di masyarakat soal apa itu stunting. Oleh karena itu, edukasi harus
terus dilakukan. Tanoto Foundation melakukan studi dan juga pelatihan ke
berbagai daerah di Indonesia agar masyarakatnya lebih kreatif dalam menciptakan
menu-menu yang memiliki nilai gizi seimbang. Selain itu juga, hasil studi yang
dilakukan akan membantu meningkatkan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana
menyediakan makanan tambahan yang berkualitas bagi bayi mulai 6-24 bulan.
Andriyani
Wagiyanto menyampaikan bahwa Unilever Indonesia juga memiliki peran yang sangat
penting dalam mengedukasi masyarakat tentang gizi seimbang. Untuk itu, Unilever
terus berinisiatif dalam menciptakan produk untuk perbaikan nutrisi dan
stunting. 87% produk Unilever sudah selaras dengan standar WHO. Unilever juga
mengadakan berbagai program Nutrimenu Indonesia. Program Nutrimenu merupakan
inisiatif dari salah satu brand Unilever yang diluncurkan sejak 2019.
Bekerjasama dengan mitra strategis, program Nutrimenu bertujuan untuk
memberikan edukasi dan membangun kebiasaan keluarga Indonesia dalam memasak dan
mengonsumsi makanan yang lezat dan bergizi seimbang sesuai panduan Kementerian
Kesehatan “Isi Piringku.”
Semua
memiliki peran penting dalam menciptakan generasi emas Indonesia. Semoga semakin
banyak masyarakat yang aware dengan gizi seimbang agar anak terhindar dari
stunting. Sehingga angka stunting di Indonesia terus menurun dan terciptalah
generasi emas Indonesia.
Salam
sehat!
0 komentar