Peringati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2021: Masyarakat Harus Aware Soal Kesehatan Jiwa
Kesehatan
jiwa menjadi sangat penting bagi kita semua. Gimana sih seseorang dikatakan
sehat jiwa? Oke kita bahas ya teman-teman. Sehat jiwa berarti sehat secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga seseorang mampu hidup mandiri dan
produktif serta mampu berkontribusi. Dalam kehidupan bermasyarakat, kesehatan
jiwa menjadi perhatian khusus nih. Mirisnya banyak nih yang terjadi di
masyarakat bahwa mereka yang memiliki gangguan jiwa, menjadi bahan tertawaan.
Berdasarkan
data BPS, Agustus 2016 penduduk usia kerja Indonesia mencapai 189.096.722 juta
orang. Nah dari semuanya itu, diantaranya terdapat sebanyak 22.563.392 orang
adalah penduduk usia produktif yang memiliki gangguan atau yang sering disebut
disabilitas. Perbandingan antara perempuan dan laki-laki yang memiliki gangguan
jiwa tersebut ialah laki-laki 10.333.806 dan perempuan sebanyak 12.229.586.
Beberapa
hari yang lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara secara virtual
Bersama Kementerian Kesehatan RI dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa
Sedunia 2021. Dalam kesempatan ini turut hadir Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Dr. Celestinus Eigya Munthe.
Bukan
hanya soal hubungan saja yang dipelihara, tetapi kesehatan jiwa pun harus
dipelihara dengan sebaik mungkin lho. Karena jika kita semua abai dan nggak
aware dengan kesehatan jiwa, maka akan jadi masalah yang sangat serius
dikemudian hari. Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan mereka yang sehat
dapat menjalani kehidupan penuh arti, mereka yang berisiko maka ditangani
sedini mungkin, dan mereka yang sakit agar dapat mendapatkan pengobatan
paripurna.
Siapa
saja sih yang bisa terkena gangguan jiwa? Gangguan jiwa dimulai pada usia muda
sehingga dapat mengakibatkan penurunan produktivitas, kehilangan kualitas
hidup, dan pengobatan kronis. Nah gangguan jiwa tersebut bisa saja timbul akibat
faktor biologi, psikologi, dan sosial selama perkembangan.
Faktor
keturunan atau genetik bisa menyebabkan gangguan jiwa nih teman-teman. Ya, jika
silsilah dalam keluarga terdapat riwayat gangguan kejiwaan, maka keturunannya
pun memiliki potensi mengalami gangguan medis yang serupa dengan silsilah
keluarga. Nah biasanya nih, gangguan kejiwaan yang disebabkan dari faktor genetik
ini juga dapat dipicu karena adanya gangguan fisik serta tidak normalnya gen serta
kromoson yang terbentuk didalam tubuh.
Masalah
kesehatan jiwa di Indonesia sebenernya apa saja sih?
Permasalahan
kesehatan jiwa di Indonesia memang nggak ada habisnya nih. Tentunya ini harus
menjadi perhatian khusus oleh pemerintah dan seluruh pihak terkait. Beberapa
masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
- Prevelensi tinggi
- Kesenjangan pengobatan
- Tingginya beban akibat
- Kurangnya SDM keswa
- Terbatasnya akses layanan
- Hak asasi manusia
- Tingginya angka penyalahgunaan napza
Nah mungkin
dari teman-teman ada yang sudah tau, undang-undang tentang kesehatan jiwa? Yaitu
UU no 18 tahun 2014. Sebenarnya berbagai kebijakan pun sudah dilakukan oleh
pemerintah nih, salah satunya adalah UUD 1945 pasal 28 H yang isinya adalah
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Ternyata
dengan berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pun belum optimal
nih dalam mengatasi persoalan kesehatan jiwa di Indonesia. Tentunya ini menjadi
tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah saja. Perlunya edukasi secara
terus-menerus kepada masyarakat agar lebih aware dengan kesehatan jiwa. Perlunya
transformasi mental health system untuk Indonesia sehat jiwa.
Indonesia
sehat, Indonesia kuat!
Salam
sehat!
0 komentar