Indonesia patut berbangga karena bisa berkontribusi nyata pada sidang umum PBB. Nah tahun ini, Indonesia dipercaya menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB. Tentunya teman-teman sudah tidak asing lagi kan ketika mendengar kata PBB. Ya, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) merupakan organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945.
Tujuan didirikannya PBB adalah untuk mendorong kerjasama internasional. Organisasi ini didirikan setelah terjadinya Perang Dunia II. Dengan adanya organisasi internasional ini, diharapkan tidak akan terjadi lagi konflik serupa. Sidang Umum PBB tahun ini diadakan secara virtual, mengingat pandemi sampai saat ini belum usai. Hanya beberapa saja yang hadir langsung, karena jumlah delegasi dibatasi.
Usia organisasi internasional PBB sudah 75 tahun, namun nyatanya perdamaian dunia belum juga tercapai. Masih banyak konflik yang terus terjadi di belahan dunia. Tentunya ini menjadi perhatian penting bagi PBB untuk menciptakan perdamaian dunia yang telah diimpikan bersama.
Pidato Perdana Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun ini turut andil untuk menyampaikan langsung pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Pidato Presiden Jokowi disampaikan secara virtual melalui rekaman video dan disiarkan langsung di akun youtube Sekretariat Presiden. Lalu, apa saja sih poin-poin yang disampaikan oleh Presiden Jokowi?
Presiden Jokowi Saat Berpidato di Sidang Umum PBB (Foto: Kemenlu)
Berikut adalah poin-poin pidato yang disampaikan oleh Presiden Jokowi:
1. Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia
Poin pertama yang disampaikan oleh Presiden Jokowi ialah soal konflik yang masih terus terjadi di belahan dunia. Perdamaian dunia sudah seharusnya menjadi perhatian khusus oleh PBB, karena tujuan dibentuknya organisasi PBB ialah untuk dunia agar lenih damai. Namun sampai saat ini itu semua belum terwujud. Masih banyak kemiskinan dan bahkan kelaparan yang dirasakan. Prinsip-prinsip piagam PBB dan hokum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
2. Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia
Saat ini seluruh dunia merasakan dampak dari pandemi covid-19. Tentunya kita semua prihatin dengan situasi ini. Keprihatinan kita semakin besar di saat pandemi covid-19 ini. Disaat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerjasama melawan pandemic, yang justru kita lihat masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.
Presiden Jokowi mengajak semua Negara untuk bersatu padu dalam mengatasi pandemi yang sedang terjadi sekarang ini. Dampak dari pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas Negara. No one is safe until everyone is.
3. Peran Indonesia bagi perdamaian dunia
Presiden Jokowi juga menyampaikan peran Indonesia bagi perdamaian dunia. Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi. Secara konsisten, komitmen ini terus dijalankan Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Kemanan PBB.
Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang akan selalu menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu Negara pun. No one, country, should be left behind. Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, Bung Karno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Hingga kini, prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hokum internasional.
Palestina adalah satu-satunya Negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya. Di kawasan kami sendiri, bersama negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil dan sejahtera.
4. PBB harus berbenah diri
Presiden Jokowi juga menyampaikan pemikirannya soal PBB yang harus berbenah diri, melakukan reformasi, revitasisasi, dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers termasuk pada saat terjadinya krisis. PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan tantangan global. Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan.
5. Collective global leadership harus diperkuat
Presiden Jokowi menegaskan bahwa, dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. PBB memiliki tanggung jawab untuk kontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
6. Kerjasama dalam penanganan covid-19
Kita tahu bahwa pandemi sampai saat ini masih belum bisa teratasi. Ini semua dibutuhkan kerjasama dalam penanganannya baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya. Vaksin akan menjadi game charger dalam perang melawan pandemi. Semua Negara harus mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini. Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia, dunia yang sehat, dunia yang produktif, itu semua harus menjadi prioritas kita.
Presiden Jokowi mengajak untuk bekerja sama, bekerja sama, bekerja sama. Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama. Semua itu bisa tercapai jika semua dapat bekerja sama!
Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi Ajak PBB untuk perkuat kepemimpinan global
Sidang Majelis Umum PBB tahun ini bertemakan “The Future We Want, the United Nations We Need: Reaffirming Our Collective Commitment to Multilateralism”. Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menegaskan bahwa “ekspektasi dunia terhadap PBB semakin meningkat, untuk dapat perkuat kepemimpinan global dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Seluruh Negara memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari solusi guna mencapai perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama. Multilateralisme merupakan jalan terbaik dan satu-satunya untuk menghadapi tantangan global saat ini, jelas Menlu Retno L.P Marsudi.
Itu dia beberapa poin penting pidato Presiden Jokowi dan juga Menlu Retno L.P Marsudi dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun ini.
Semoga PBB bisa memberikan kontribusi terbaik dalam menciptakan perdamaian dunia, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini.
Salam perdamaian!
3 komentar
Salam perdamaian.. Indonesia keren, bisa jadi Presiden Dewan Keamanan PBB.. Semoga konflik di belahan Dunia ini segera berakhir..
ReplyDeleteSalam perdamaian.. Indonesia keren, bisa jadi Presiden Dewan Keamanan PBB.. Semoga konflik di belahan Dunia ini segera berakhir..
ReplyDeleteSalam perdamaian.. Indonesia keren, bisa jadi Presiden Dewan Keamanan PBB.. Semoga konflik di belahan Dunia ini segera berakhir..
ReplyDelete