Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020, Lindungi Anak Muda Indonesia dari Bahaya Rokok!
By Bowo Susilo - 01:15
dok: http://p2ptm.kemkes.go.id - www.bowosusilo.com |
Tentunya teman-teman
semua sudah tahu ya, bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan dan sudah
jelas jika seseorang merokok itu akan sangat merugikan dirinya. Lalu
pertanyaannya adalah, kenapa sih masih banyak yang merokok. Inilah yang menjadi
persoalan serius di Indonesia bahkan dunia.
Bahkan pada setiap
kemasan produk tembakau sudah jelas banget ada tulisan beberapa himbauan akan bahaya
merokok. Berikut adalah beberapa himbauan akan bahaya merokok yang tertulis
jelas di kemasan tersebut.
“Merokok
Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan
dan Janin”
“Merokok
Membunuhmu!”
“Dilarang
Menjual atau Memberi Pada Anak Berusia Dibawah 18 tahun”.
Dan masih banyak lagi
beberapa himbauan yang sudah jelas-jelas tertulis dan sering kali kita dengar
dan lihat. Bahkan disetiap kemasan produk tembakau juga terdapat gambar seperti
jantung yang keropos, dan lain sebagainya. Saya pribadi juga heran banget
karena masih banyak yang tidak memperdulikan itu semua. Dan mirisnya lagi,
banyak anak-anak dibawah umur yang sudah mulai merokok.
Hadir dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Lentera Anak (dok: www.bowosusilo.com) |
Sabtu, 30 Mei 2020 saya
berkesempatan mengikuti Webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Lentera Anak
yang merupakan sebuah LSM di Indonesia. Tentunya saya berterimakasih karena
mendapatkan pengetahuan lebih soal informasi seputar dunia bisnis rokok dan
berbagai bahaya akibat merokok.
Yayasan Lentera Anak
bermitra dengan berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga pendidikan, media, komunitas dan lain sebagainya. Ya, permasalahan
rokok di Indonesia sangatlah kompleks sehingga membutuhkan kolaborasi untuk
dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan.
Saat Webinar, Yayasan
Lentera Anak menghadirkan tiga narasumber diantaranya Kiki Soewarso selaku Communication Specialist pada Tobacco Control
Support Center (TC SC – IAKMI), Hariyadi selaku Data & Analyst Officer
Lentera Anak, dan Mouhamad Bigwanto selaku TIM Focal Point pada Tobacco Control
Policy Support in Indonesia SEATCA (South East Asia Tobacco Control Alliance.
Tipu
Muslihat Industri Rokok dalam Melabuhi Masyarakat!
Narasumber yang
pertama, Kiki Soewarso menyampaikan
soal Kisah Sukses Iklan Rokok di Indonesia. Ya, Indonesia menjadi salah satu
pasar menggiurkan bagi industri rokok. Dan sudah dibuktikan oleh mereka, kini
rokok bisa menyebar ke seluruh pelosok negeri. Strategi yang digunakan oleh
industri rokok memang sangat berlian.
Beberapa iklan yang melibatkan anak dibawah umur (dok: www.bowosusilo.com) |
Pesona iklan rokok
mampu membius para calon pembeli. Dari awal industri rokok menggunakan jasa
promosi yang tak tanggung-tanggung baik itu media, bahkan sampai public figure.
Tentu dana yang digelontorkan pun cukup besar, tetapi hasilnya pun juga besar.
Keberhasilan industri rokok memikat targetnya terlihat dari meningkatnya jumlah
perokok yakni pada usia 10-14 tahun sekitar 0,7%, usia 15-19 tahun sekitar 1,4%
pada tahun 2013-2018. Tentu ini salah
satu hal yang harus diwaspadai bersama agar tidak tergiur juga.
Kebanyakan anak dan
remaja pada usia dibawah 18 tahun terpapar iklan rokok melalui tv. Karena
memang tv merupakan media iklan yang sangat sering dijumpai oleh anak dan
remaja. Sekarang ini memang sudah ada regulasi ataupun peraturan yang
dikeluarkan pemerintah tetapi terkadang masih saja dilanggar oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab.
Melihat iklan rokok yang
begitu tertata sedemikian ini, para anak-anak dan remaja harus cerdik dalam melihat
iklan tersebut. Hal ini perlu edukasi secara terus menerus yang dilakukan oleh
Lentera Anak dan juga pemerintah serta pihak lainnya dalam memberikan informasi
soal rook kepada mereka. Tolak jadi target! Pemerintah seharusnya seharusnya
secara tegas untuk larang iklan, promosi, sponsor, CSR rokok secara
komprehensif, jelas Kiki Soewarso.
dok: Yayasan Lentera Anak |
Narasumber yang kedua, Hariyadi memaparkan soal bagaimana industri
rokok mengakali peraturan yang ada di Indonesia. Ya, industri rokok memang
sangat gencar dalam pemasangan iklan-iklan bahkan sampai anak kecil pun menjadi
targetnya. Mungkin sebagian dari teman-teman sudah pada tahu kan ya, soal
audisi bulutangkis yang diadakan oleh CSR rokok. Dalam audisi tersebut, bahkan
anak kecil pun menggunakan seragam yang sama seperti yang digunakan oleh para
SPG rokok. Tentunya ini melanggar aturan ya, karena melibatkan anak kecil dalam
kejadian ini dan sangat disayangkan.
Aturan
Sudah Ada, Tetapi Berulang Kali Dilanggar!
Berikut adalah regulasi
sponsorship industri rokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah:
PP
109 Tahun 2012 Pasal 36, yang intinya industri rokok tidak
diperbolehkan memasang atau menggunakan nama merek dagang dan logo produk
tembakau termasuk brand image produk tembakau
dalam kegiatan CSR nya dan tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau.
PP
109 Tahun 2012 Pasal 47, setiap penyelenggaraan kegiatan
yang disponsori oleh produk tembakau dan/atau bertujuan untuk mempromosikan
produk tembakau dilarang mengikutsertakan anak dibawah usia 18 tahun. Tentu
aturan ini sudah jelas, tetapi terkadang masih juga dilanggar, jelas Hariyadi.
Narasumber yang ketiga, Mouhamad Bigwanto memaparkan soal
iklan diera 4.0. Tak bisa dipungkiri bahwa industri iklan semakin tahun semakin
berkembang pesat. Prediksi belanja iklan digital di Indonesia pada tahun
2017-2021 terus mengalami peningkatan (sumber: eMarketer, Sep 2017).
Media promosi yang bisa
digunakan oleh para pengiklan tentu banyak sekali ya, diantaranya adalah video,
gambar pop-up, konten medsos, endorsement, konten film, give away dan lain sebagainya. Industri rokok bisa menggunakan jasa
promosi ini untuk mendapatkan target yang lebih luas.
dok: Yayasan Lentera Anak |
Sekarang ini juga
sedang marak informasi beredar bahwa rokok elektrik bisa menjadi keberhasilan
untuk berhenti merokok. Saya pribadi pernah menjumpai teman-teman saya yang
menggunakan rokok elektrik, entah apa yang ada difikirannya karena dengan
bangga menggunakan rokok elektrik tersebut. Padahal rokok elektrik tetap tidak
bagus ya untuk kesehatan. Edukasi soal bahaya rokok memang harus digencarkan
agar anak-anak muda Indonesia tidak terjerumus.
Tahun 2016 saya juga
pernah nulis peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016. Bisa dibaca pada
link dibawah ini:
dok: Yayasan Lentera Anak |
Saya pribadi, daripada
uang habis buat merokok lebih baik ditabung buat masa depan. Tentu akan sangat
berguna, udah gitu badan sehat pula. Kalau saya loh ya, setiap orang memang
memiliki prinsip yang berbeda-beda hehe.
Semoga anak-anak muda
Indonesia makin aware soal bahaya
merokok, sehingga tercipta generasi sehat dan bebas dari asap rokok!
Selamat Hari Tanpa
Tembakau Sedunia 2020!
4 komentar
Usaha rokok itu dilematis karena rata-rata padat karya dan menguntungkan. Bisa ga ya tembakau itu dijadikan produk lain yang menguntungkan, seperti menjadi bahan obat-obatan. Seharusnya sudah ada penelitian di bidang tersebut sehingga tembakau mulai diolah ke produk lainnya, tidak selalu menjadi produk rokok.
ReplyDeletebetul banget kak. Bisa saja kak, tetapi terkadang regulasi yang sangat ribet uy. jika tembakau bisa dijadikan produk yang lebih menguntungkan tentu lebih baik.
DeleteMenanamkan pemahaman tentang bahaya yg diakibatkan oleh merokok harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua, khususnya bapak, juga perlu memberikan teladan. Jangan sampai anak dilarang merokok, tapi orang tua malah tetap merokok
ReplyDeleteIyes mas, setuju banget. Tapi mirisnya, merokok sudah jadi hal yang biasa dan dianggap keren. Malah banyak juga bapaknya yang cuek aja kalau anaknya masih kecil dan merokok. huhuhu.. Semoga makin sadar deh akan bahayanya akibat merokok
Delete