Diera yang serba
digital dan modern ini membuat banyaknya perubahan yang semakin signifkan. Nah salah
satu perkembangan teknologi yang berkembang pesat adalah teknologi domus.
Mungkin sebagian orang ada yang belum paham apa itu teknologi domus. Namun tentunya
sudah banyak juga masyarakat yang suda paham dan mengerti apa itu teknologi
Domus. Karena teknologi Domus ini sudah tersebar ke seluruh Indonesia.
Teknologi Domus
merupakan teknologi atau sistem pembangunan rumah yang cepat, kuat, indah, dan
tentunya tahan gempa. Teknologi Domus ini merupakan bagian dari PT Tatalogam
Lestari yang merupakan perusahaan genteng metal dan rangka baja ringan terbesar
di Indonesia. Dari tahun ke tahun perusahaan ini terus menawarkan dan
mengembangkan teknologi-teknologi yang modern.
Tanggal 6 November 2019
teknologi domus turut andil dalam ajang pameran konstruksi terbesar di
Indonesia yang berlangsung di Jiexpo Kemayoran. Acara berlangsung dari tanggal
6-8 November 2019. Beruntung banget kemarin saya bisa berkunjung ke booth nya
Domus, sehingga bisa tahu lebih jauh soal teknologi Domus ini.
Oiya teknologi Domus
ini bisa diaplikasikan untuk bangunan rumah tinggal, pasar, ruko, pabrik, dan
gudang. Dengan komponen struktur dinding memakai kanal U dan rangka atap baja
ringan, menjadikan Domus sebagai bangunan permanen yang kuat, indah, dan tahan
gempa. Jadi tidak ada alasan lagi dalam membuat rumah atau hunian sementara itu
susah, dengan teknologi Domus semuanya bisa sangat mudah untuk diwujudkan.
Yang perlu diketahui
oleh masyarakat luas adalah, teknologi Domus ini bukan hanya sudah diterapkan
di kota-kota besar saja, tapi juga sudah ke daerah-daerah seluruh Indonesia. Karena
memang teknologi Domus ini ramah lingkungan dan tentunya lebih efisien.
Komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan rumah atau hunian sementara
sangatlah mudah untuk didapatkan dan tentunya lebih praktis dan kekinian.
Belum lama ini kan
terjadi bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita yang di pulau sumatera. Nah
teknologi Domus ini sangat cocok digunakan untuk membangun hunian sementara
dengan sangat cepat dan efisien. Dengan demikian akan sangat membantu
masyarakat yang segera membutuhkan tempat tinggal.
Saat pameran konstruksi
di Jiexpo Kemayoran, teknologi Domus pun turut andil dalam lomba keterampilan
konstruksi Indonesia. Nah salah satu bangunan yang menggunakan teknologi Domus
adalah Provinsi Lampung. Dan saya pun kemarin menyaksikan proses pembuatan
rumah mini yang digekar di Halaman Jiexpo Kemayoran.
Tentunya bukan hanya
Provinsi Lampung saja ya, melainkan seluruh Indonesia turut andil dalam
kompetisi ini. Dari Sabang sampai Merauke hadir dan menunjukkan keterampilannya
masing-masing dan tentunya dipilih yang terbaik dari yang terbaik.
Oiya jika membangun
hunian sementara dan menggunakan teknologi Domus, material yang digunakan pun
berbeda ya dibandingkan dengan material bangunan tetap. Material yang digunakan
untuk membuat sebuah hunian sementara tentunya lebih praktis dari hunian tetap.
Material dinding yang
awalnya menggunakan bata ringan tinggal diganti material lain yang tersedia dan
sesuai kemampuan, misanya bilik bambu, panel gypsum, triplek, spandek, atau
bahkan bisa memakai terpal. Dengan demikian proses pembuatannya tidak
membutuhkan waktu yang lama.
Untuk membangun sebuah
hunian sementara dan menggunakan teknologi Domus, dengan luas bangunan 36 m2
bisa dibangun dalam waktu 2 hari saja.
Apabila masyarakat yang akan menempati bersedia, maka desain huntara pada lahan
terbatas bisa dibuat menjadi bentuk kopel, yaitu rumah yang berpasangan (berhimpitan),
satu atap terdiri dari lebih dari satu unit rumah. Dengan demikian akan sangat
berguna bagi mereka yang segera membutuhkan tempat tinggal.
Oiya jangan berfikir
bahwa hunian sementara yang menggunakan teknologi Domus ini akan tidak terpakai
jika sudah selesai. Bila hunian sementara sudah tidak dipakai, maka tinggal
dibongkar lalu disimpan. Nah suatu saat jika membutuhkan lagi, tentunya bisa
digunakan lagi.
Yuk mulai gunakan
teknologi yang modern dan ramah lingkungan dan tentunya lebih efisien. Salam,
0 komentar