Pentingnya Pemilihan Nutrisi Yang Tepat Untuk Anak, Agar Tumbuh Kembang Ideal
Setiap
orang tua pasti menginginkan tumbuh kembang anak yang ideal. Oleh sebab itu,
diperlukan pemilihan nutrisi yang tepat untuk anak. Menjadi orang tua harus aware dan paham betul mana kebutuhan
nutrisi yang tepat untuk anak. Jangan sampai sudah menjadi orang tua, tetapi
tidak paham nih apa aja kebutuhan nutrisi yang tepat untuk anak. Karena ini
akan sangat mempengaruhi pertumbuhan si anak.
Jumat, 16 Juli 2021 saya berkesempatan mengikuti webinar nasional yang diadakan YAICI dan PP Muslimat NU. Nah webinar nasional kali ini mengangkat tema “Pemilihan Nutrisi Yang Tepat Untuk Anak, Cara Tingkatkan Imun di Tengah Lonjakan Covid-19”.
Pemerintah
memiliki target penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024. Target ini
dilakukan karena memang Indonesia masih jauh dari kata bebas dari yang namanya
stunting. Tentu sudah tidak asing lagi kan dengan kata stunting? Stunting adalah
masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
lama pada anak. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak menjadi tidak ideal yakni
tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Persoalan
stunting tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Kesehatan RI, tetapi menjadi tanggung jawab bersama yakni seluruh
masyarakat agar lebih aware dengan
stunting. Terlebih sekarang ini ada pandemi yang tak kunjung selesai. Pandemi Covid-19
menyerang semua kalangan, tidak pandang bulu, termasuk anak-anak. Oleh karena
itu, pemenuhan asupan gizi anak sangatlah penting untuk diperhatikan.
Membangun
kekebalan tubuh yang kuat agar terlindung dari infeksi virus Covid-19 salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Nah agar anak terhindar
dari stunting dan juga Covid-19 adalah memastikan anak mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Arif Hidayat SE.,MM
selaku ketua harian YAICI memaparkan soal anak-anak di Indonesia masih banyak
yang mengalami gizi buruk, makanya stunting sampai sekarang masih tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian di 5 provinsi yang bekerjasama dengan PP Muslimat dan PP
Aisyiyah, ditemukan 28,96% dari total responden mengatakan kental manis adalah
susu pertumbuhan. Sebanyak 16,97% Ibu memberikan kental manis untuk anak setiap
hari.
Temuan
menarik lainnya adalah kategori usia yang paling banyak mengkonsumsi kental
manis adalah usia 3-4 tahun sebanyak 26,1%, menyusul anak usia 2-3 tahun
sebanyak 23,9%. Sementara konsumsi kental manis oleh anak usia 1-2 tahun
sebanyak 9,5%, usia 4-5 tahun sebanyak 15,8% dan 6,9% anak usia 5 tahun
mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, tentu sangat disayangkan bahwa masih banyak anak-anak yang
mengkonsumsi kental manis. Padahal ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan
anak. Kental manis bukan untuk dikonsumsi anak-anak, melainkan untuk topping makanan. Karena kental manis
memiliki kadar gula yang sangat banyak dan itu tidak diperlukan untuk
anak-anak.
Dr. Erna Yulia Soefihara selaku
Ketua Bidang VII PP Muslimat NU memaparkan soal pola makan anak dan peran
muslimat NU dalam meningkatkan literasi gizi masyarakat. Berdasarkan hasil
temuan penggunaan kental manis oleh masyarakat pada locus penelitian, 1 dari 7
balita minum SKM/KKM setiap hari. Banyak Ibu-ibu yang menganggap bahwa susu
kental manis adalah susu. PP Muslimat NU terus melakukan jalinan kerjasama
dengan pemerintah dan NGO seperti YAICI untuk meningkatkan pemahaman gizi
masyarakat.
Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita SpA(K)
membawakan materi soal nutrisi untuk anak. Seorang anak membutuhkan tidur 11-13
jam per hari. Nah jika tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kesehatan anak. Anak-anak
tidak membutuhkan suplemen vitamin, karena semuanya berasal dari makanan. Nah
dokter Meta juga memberikan saran, apabila anak sudah terlanjur minum atau suka
kental manis. Maka langkah yang paling tepat adalah menghentikannya.
Zaskia Adya Mecca
juga berbagi pengalamannya saat merawat anak-anak dan juga suaminya yang
terpapar Covid-19. Saat merawat anak-anaknya yang terpapar Covid-19, Zaskia memberikan
tips kepada peserta webinar nasional jangan sampai memperlihatkan kepanikan
didepan sang anak, karena ini akan mempengaruhi mentalnya. Perlihatkan sikap
yang positif dan bawa happy agar anak
juga ikutan positif dan terus semangat untuk segera sembuh.
Menjadi
Ibu juga harus cermat dan siapkan mental serta pengetahuan yang cukup agar bisa
memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Saat ditanya apakah anak-anaknya
diberikan kental manis? Zaskia menjelaskan, saat ini umur saya 33 tahun. Karena
dulu saya minum kental minum diumur 25 tahun ternyata ada efeknya di berat
badan dan juga gula darah saya tinggi. Makanya, saya nggak mau kasih kental
manis pada anak-anak, jelasnya.
Semoga
target pemerintah untuk menurunkan stunting hingga 14% di tahun 2024 bisa
tercapai, Aamiin.
Generasi
sehat, Indonesia kuat!
0 komentar